Diwa

Deepening Impact of Women Activators By ASHOKA

DIWA, pertama kali mendengar ini mungkin akan bertanya-tanya nama apa ini? DIWA adalah kepanjangan dari Deepening Impact of Women Activators. Dalam bahasa Indonesia diwa bisa kita cerna sebagai diva atau dewa. Sementara dalam bahasa Tagalog, diwa bisa berarti semangat (spirit), kesadaran (consciousness) dan kemauan (will). Dalam bahasa Thailand, diwa juga berarti waktu siang hari. Dari terminologi tersuratnya, sedikit banyak mencerminkan aktivitas diwa yang memang merupakan program pengembangan kapasitas untuk aktivator perempuan.


Selengkapnya..

"Empati itu tidak diajarkan, empati itu ditumbuhkan", begitulah kira-kira kutipan Ibu Septi Peni Wulandani, Founding Mother Ibu Pembaharu dalam salah satu sesi kelasnya. Definisi itu akhirnya diulang, dipelajari lagi oleh Founder ASIK, Fatimah Azzahra dalam sesi pertama pada pertemuan DIWA.

Selengkapnya..

Pekan kedua di akhir bulan Juni (23/6) para leader di DIWA kohort Capacity Building Program memasuki materi ke-3 yakni Culture. Tidak kurang dari dua puluh lima fellow mengikuti sesi zoom berdurasi dua jam tersebut. Masih tetap di bawah pendampingan Haraya Coaching bersama Jennifer Horn dan Kirztin Leigh L. Pareja yang keduanya merupakan Certified Transformational Coach di Haraya.

Selengkapnya

Sobat ASIK, apa yang mungkin kita pikirkan ketika mendengar kepemimpinan perempuan? Hmm… Bisa jadi akan ada perspektif beragam. Dalam kepemimpinan perempuan masih terdapat stigma beragam, tetapi perempuan memang memiliki porsi dalam kepemimpinan. Lihat saja seorang ibu, ia adalah pemimpin bagi diri dan anak-anaknya, diamanahi menjaga rumah, menjaga kehormatan diri dan harta ketika suami di luar rumah. Dari semua tantangan pemimpin perempuan, tidak ada yang membedakan kecuali dari courage yang diperjuangkan. Di pendampingan DIWA yang bertujuan mempertajam dampak perempuan sebagai aktivator sosial, maka pekan ke empat ini para fellows belajar bagaimana memaknai sebuah perjuangan.

Selengkapnya

Pekan kelima (21/7) dalam kesempatan pendampingan kapasitas para leader perempuan di DIWA memasuki babak baru. Pasalnya, dua puluh lima leader termasuk Founder ASIK, Fatimah Azzahra akan menerima pembekalan terkait perubahan dampak setelah sebulan kemarin menerima materi seputar leadership.

Selengkapnya

Sobat ASIK, pernahkah berada dalam rutinitas kehidupan diri ini terasa sangat chaos sehingga merasa sangat perlu mengubah hidup jadi lebih baik lagi? Namun harus mulai dari titik mana dan bagaimana cara membenahi keruwetan tersebut?


Pekan ke enam (28/7) di penghujung bulan Juli, Founder ASIK berkesempatan kembali mendapatkan materi pendampingan kapasitas dari DIWA mendalami lebih lanjut mengenai sistem perubahan yang berdampak. Teori yang bisa diterapkan dalam segala lini kehidupan karena setiap ibu sejatinya adalah pembaharu, seorang changemaker! Kesempatan ini, Rajesh sebagai pemateri menjelaskan mengenai strategies for system change.

Selengkapnya

Financial outcomes are driven by luck, independent of intelligence and effort. But, financial success is also not a hard science. It's a soft skill, where how you behave is more important that what you know (psychology of money)

Ketika seorang ibu belajar menata keuangan ia akan dihadapkan pada konsep baru pengembangan kebiasaan baru mengelola keuangan oleh para ahli financial planner.

Selengkapnya

Meluaskan dampak, itu adalah intensi awal ketika sebuah inovasi sosial ingin melebarkan kebermanfaatannya. Apa yang membedakan ASIK dengan platform lainnya adalah bahwa ASIK lahir karena sebuah empati sosial ingin menyelesaikan masalah perempuan terutama yang mengalami krisis kepercayaan diri sebagai ibu rumah tangga, yang merasa tidak memiliki kapasitas menjalankan peran keibuannya serta merasa larut tidak bisa bertumbuh lebih produktif berkarya.

Selengkapnya

Genap kurang lebih empat bulan proses pendampingan kapasitas para pemimpin organisasi, komunitas perempuan dalam DIWA terselenggara. Jika menapak tilas perjalanannya, awal cerita founder ASIK, Fatimah Azzahra mengikuti seleksi DIWA di bulan Mei 2022, lalu masih teringat jelas pengumuman dan penjelasan bergulir satu persatu. Dimulai dari menghadiri wawancara baseline survey, mendapatkan welcome kit hingga menerima modul pertama saat sesi pembukaan. Tidak kurang dari dua belas kali pertemuan sesi daring berdurasi masing-masing dua setengah jam tiap pekannya—di luar sesi pendampingan kelompok, pendampingan klaster dan office hours, rasanya cukup membuat para alumni DIWA kohort tiga ini menghabiskan waktu daring bersama.

Selengkapnya