#6 IMPACT - Strategi untuk Perubahan Sistem

Sobat ASIK, pernahkah berada dalam rutinitas kehidupan diri ini terasa sangat chaos sehingga merasa sangat perlu mengubah hidup jadi lebih baik lagi? Namun harus mulai dari titik mana dan bagaimana cara membenahi keruwetan tersebut?


Pekan ke enam (28/7) di penghujung bulan Juli, Founder ASIK berkesempatan kembali mendapatkan materi pendampingan kapasitas dari DIWA mendalami lebih lanjut mengenai sistem perubahan yang berdampak. Teori yang bisa diterapkan dalam segala lini kehidupan karena setiap ibu sejatinya adalah pembaharu, seorang changemaker! Kesempatan ini, Rajesh sebagai pemateri menjelaskan mengenai strategies for system change.


Singkat cerita Rajesh menawarkan alternatif strategi bagi setiap masalah, yang bisa dikerjakan secara paralel satu, dua bahkan tiga sekaligus karena dalam sistem perubahan semua elemen saling terhubung. Strategi yang dapat dilakukan antara lain legislasi, kampanye, sidang pertemuan, demonstrasi, disrupsi, rancangan baru.


Untuk menemukan titik dorong perubahan (leverage) maka analisis kebijakan (policies), kebiasaan (practice), sumber daya (resources flow) harus dilakukan sehingga usaha yang dilakukan lebih tepat sasaran dan tepat guna. Hasil akhir yang diharapkan adalah perubahan yang berdampak.


Seringkali kita ingin mengubah keadaan memperbaikinya namun solusi yang kita terapkan salah akibat dari keliru menggambarkan masalah secara menyeluruh tanpa pemahaman yang sistematik. Kita hanya melihat masalah dari satu sisi sehingga yang tergambar akhirnya adalah bias.


Jika strategi perubahan sudah dilakukan maka dampak perubahan akan bisa dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung seiring waktu. Semakin terasa manfaat tidak langsungnya maka cakupan dampak sosial bisa dikatakan makin luas.


Kembali pada masalah para ibu yang ingin memperbaiki kualitas produktivitas hariannya sehingga makin percaya diri menjalani peran sebagai ibu, maka dampak langsung adalah pada diri sendiri misalnya ditandai dengan tingkat kebahagiaan dan kepuasan diri. Sementara dampak tidak langsungnya adalah pada keluarga bahkan secara sosial.


Bagaimana cara ibu bisa mengaplikasikan strategi perubahan ini? Ada enam solusi praktis yang dijabarkan oleh Rajesh di sesi ini, yakni: melakukan pelayanan atau menghasilkan suatu produk, misalnya bagi ibu solusinya bisa dengan melakukan jurnaling, melayani anak dan keluarga dengan usaha terbaik ibu, melakukan pendampingan kapasitas, bagi ibu misalnya dengan mengikuti kelas-kelas yang bisa mengurai masalah ini; pengembangan pengetahuan, misalnya dengan mengumpulkan informasi, bertanya pada anak dan suami tentang permasalahan ibu; pembentukan gerakan dan perubahan perilaku misalnya dengan menumbuhkan kesadaran ibu-ibu lainnya untuk percaya diri seperti yang ASIK lakukan, melatihkan diri pada rutinitas pembentukan kebiasaan, dst yang mengarahkan perubahan perilaku ibu lebih baik lagi; pengembangan ekosistem misalnya memperkuat jaringan dengan ibu lainnya yang memiliki permasalahan sama, hingga bisa berkolaborasi saling menguatkan; advokasi dengan mengetuk pintu para pemegang kebijakan terkait isu kesetaraan perempuan khususnya ibu rumah tangga agar diberikan kesempatan mengembangkan diri lebih banyak lebih produktif di ruang publik dan sosial.


Jadi manakah strategi terbaik untuk mengatasi masalah ibu? Adakah strategi buruk atau lebih baik dari yang lain? Semoga makin penasaran dan merefleksikan dengan masalah masing-masing ya Sobat ASIK💪



(Fatimah Azzahra)