#7 Sustainable Finance

Financial outcomes are driven by luck, independent of intelligence and effort. But, financial success is also not a hard science. It's a soft skill, where how you behave is more important that what you know (psychology of money)


Ketika seorang ibu belajar menata keuangan ia akan dihadapkan pada konsep baru pengembangan kebiasaan baru mengelola keuangan oleh para ahli financial planner. Namun ketika seorang ibu belajar tentang keuangan sebuah platform sociopreneurship yang dibawanya akan membuat cerita lebih seru. Apalagi kelas keuangan berkelanjutan ini dibawakan oleh Gregorie Perez yang sudah malang melintang di dunia kewirusahaan sosial terutama yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.

Bagian kedua dari modul dampak ini terutama menyoroti keberlanjutan finansial dan resiliensi keuangan sebuah gerakan sociopreneurship. Setelah sebelumnya diajak berpikir sistemik bersama Rajesh, para fellow DIWA kali ini diajak untuk melihat lebih praktis bagaimana menjaga keberlangsungan gerakannya menjadi lebih kuat dan berdampak secara ekonomi, bukan hanya pada penerima manfaat namun juga pada para WSE, perempuan pengelolanya.


Fatimah Azzahra, founder ASIK juga berkesempatan menggali lebih jauh bagaimana mendesain model bisnis juga decoding financial statement di sesi ini. Berangkat dari kerangka sistem dan menemukan masalah maka tugas seorang perempuan sosiopreneur adalah menghadirkan solusi. Berangkat dari empati lalu menentukan apa masalah utama yang bisa memunculkan ide penyelesaian solusi lalu seorang WSE harus membuat prototype programnya dan mengujinya pada pada sasarannya sehingga bisa dibuat business model canva yang sesuatu kebutuhan solusi di masyarakat.


Yang terpenting ditegaskan Greg, bahwa pondasi utama untuk membuat inovasi sosial yang berkelanjutan adalah menemukan program yang bisa memberikan solusi tepat pada marketnya. Jika sudah bisa mengidentifikasi siapa sasaran program atau peruntukan produknya maka dari titik pengungkit (leverage) inilah bisa bertolak dikembangkan menjadi sebuah inovasi sosial.


Selain konsep dan mindset yang menantang para perempuan kewirausahaan sosial, Greg juga menyemangati para DIWA Fellow agar tidak berfokus menjadi gerakan besarnya, namun berusaha menghasilkan karya yang bisa menjawab permasalah perempuan, bagaimana ASIK bisa menjadi jawaban atas kegundahan para ibu yang mengalami krisis konsep diri dan kepercayaan diri sehingga akhirnya membuat perubahan bagi stabilitas dan kemandirian finansial dalam tubuh gerakan, bisa melalui Kelas Akselerasi Ibu, Talk-ASIK, kolaborasi dan partnership, charity program, etalASIK juga program berinovasi lainnya insyaAllah.


Apa saja yang perlu dilakukan pertama kali untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi di ASIK adalah dengan memahami pernyataan keuangan yang memudahkan para penggerak ASIK untuk melaksanakan perannya sebagai perempuan wirausaha sosial. Dukung selalu perkembangan dan pertumbuhan ASIK sebagai pojok bertumbuh para perempuan agar terus #PeDeJadiIbuRumahTangga. Sudah jadi bagian Pojok Bertumbuh?


(Fatimah Azzahra)