(20/12) www.ibuasik.com - Konferensi Ibu Pembaharu memasuki hari ke-4. Conference hall dan ekshibisi hall selalu ramai, di vip lounge pun masih banyak peserta yang berkenalan. Hadiah dari quiz maupun acara pameran turut mewarnai Konferensi Ibu Pembaharu yang merupakan bagian perayaan momentum bagian perayaan momentum 1 Dekade Ibu Profesional.. Sehingga banyak oleh-oleh yang bisa dibawa pulang oleh peserta yang datang.

Materi pertama di hari ke-4 ini dibuka oleh kisah inspiratif Mbak Maureen Hitipeuw dalam membangun support system bagi single mom yang awalnya beliau cari untuk dirinya, namun kini berkembang untuk kebermanfaatan yang lebih luas.

SMI atau Single Mom Indonesia adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk merangkul, memberdayakan para single mom. Mbak Maureen memulai SMI tahun 2014 dan sekarang sudah mempunyai 6000 member. SMI berawal dari kebutuhan tempat yang nyaman untuk bercerita, oleh karena itu di SMI dimulai dengan sesi curhat, kemudian berkembang dan berfokus pada pemberdayaan ibu tunggal.

Single mom memiliki Visi misi memberdayakan ibu tunggal untuk mandiri dan berkembang. Menghapus stigma negatif agar mereka bisa membangun keluarga yang percaya diri dan bahagia. Kegiatan SMI diantaranya adalah FBG privat, WAG/ tele, Offline event, online event, Instagram, Webinar, kuliah whatsApp, dan mentorship.

Untuk bergabung ke SMI, bisa dilakukan melalui FBG atau IG single mom Indonesia.

Diawal acara, mbak Maureen menganalogikan single mom adalah seorang yang naik pesawat, kemudian kadar oksigennya menurun. Maka pertolongan pertama yang harus menggunakan masker oksigen adalah orang tersebut. Artinya yang perlu diperbaiki adalah ibunya, single mom tersebut. Bagaimana caranya? Dengan proaktif mencari bantuan dan dukungan, bisa dalam bentuk konseling, komunitas, atau apapun yang produktif.

Lalu bagaimana caranya mengubah stigma tentang single mom? Kita tidak bisa membuat orang berhenti berkomentar tapi kita harus menyadari bahwa single mom bukanlah hukuman, bukan juga korban. Sehingga seorang single mom harus bangkit dan bisa melihat ke arah yang positif bahwa perceraian sebagai kesempatan kedua.

Tips bangkit dan berdaya diantaranya bersikap proaktif dan change mindset, mencari dukungan untuk diri sendiri dan anak-anak termasuk konseling ke profesional untuk mengelola emosi. Butuh waktu untuk penerimaan, karena setiap orang melewati 5 tahap kedukaan yakni: marah dan bertanya-tanya, denial atau penyangkalan, tawar menawar, depresi, hingga berhasil menerima. Mbak Maureen juga menyarankan agar orang tua tunggal menciptakan visi positif, mau dibawa kemana hidup, tujuan dan actionnya, menyusun prioritas sambil terus belajar, menemukan hal baru yang sesuai passion, menolak hal-hal yang membuat tidak nyaman serta melepaskan masa lalu, terapi, yoga, dan lain sebagainya.

Kunci kesuksesan adalah fokus pada hal yang kita inginkan bukan yang kita takuti, demikian pesan ketua Yayasan Ibu Tunggal Indonesia ini. Karena sejatinya moving on bukan berarti lupa tetapi menciptakan memori baru yang lebih positif.

Di akhir materinya Mbak Maureen juga menyampaikan bahwa kita semua memiliki kemampuan untuk bangkit, berdaya, dan untuk membaharui kehidupan masing-masing. Seberat apapun beban kita, jangan lupa bahwa kita berharga.