(19/12) www.ibuasik.com - Konferensi ibu pembaharu di hari ke-3 ini semakin seru. Menurut informasi Ibu Septi di akun Facebooknya, panitia sudah menambah server dan bahkan sudah membuat mitigasi terbaik apabila peserta kembali membludak untuk masuk ke conference hall secara bersama-sama. Dan upaya panitia ini berhasil, peserta sangat mudah masuk ke conference hall.


Sesi ke-2 di hari ke-3 ini berjudul Ibu, Wanita, Istri dan Lingkungan. Pemateri adalah Ibu Deasi Srihandi. Beliau adalah greenmommy yang menerapkan sustainable living, gaya hidup yang penuh kesadaran untuk meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan.


Sesi ini dibuka oleh MC mbak Senny Listy dan moderatornya adalah Mbak Sinardi.


Ibu Deasi memulai materi dengan mengajak peserta meretrospeksi. Instrospeksi diri dengan melihat ke belakang, kemudian merefleksi diri, bagaimana perjalanan kita sebagai perempuan menjalani peran sebagai istri dan ibu. Dengan hati yang bahagia, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bersemangat.


Ibu Deasi juga bercerita tentang pilihan hidupnya menjadi homesteader. Homestead adalah adalah cara hidup dengan berusaha untuk hidup mandiri, dan mencukupi segala kebutuhan hidup keluarga dari rumah. Berusaha semaksimal mungkin untuk membuat dan mengusahakan sendiri segala kebutuhan, mulai dari bercocok tanam hingga dihidangkan di meja sebagai santapan, beternak, mengawetkan makanan, membuat produk kebutuhan hidup sehari-hari misal produk pembersih rumah tangga, personal care, dll dan banyak aspek kehidupan lainnya yang dikerjakan dalam lingkup rumah tangga (oleh anggota keluarganya sendiri).


Untuk konsisten menjadi homesteader harus dilakukan dengan sepenuh hati. Bu Deasi mengatakan bahwa beliau adalah heart worker, sebisa mungkin menavigasikan otak dari hati. Melakukan sepenuh hati, dengan hati yang bahagia. Karena menjaga binar bahagia berarti terus terjaganya semangat untuk menjalani semua.


Saat ini Bu Deasi memiliki Green mommy shop, sebuah toko yang menyediakan lebih dari 400 produk alami kebutuhan sehari-hari mulai dari produk kecantikan, perawatan tubuh, rumah tangga bahkan ada program integrated holistic living.


Latar belakang berdirinya Green mommy shop ini adalah keresahan untuk kesehatan dan kesejahteraan pribadi, anak, keluarga dan peradaban generasi mendatang, memulai dari diri sendiri kemudian berkembang di keluarga. Secara prakteknya, Bu Deasi memulai dengan journaling kemudian blogging. 12 tahun lalu beliau mencoba membuat sabun sebagai solusi mengurangi toxic bahan kimia dari sabun yang beredar di pasaran, jadilah 36 sabun yang dibagikan ke tetangga. Sekarang sudah ada 400+ produk dari masalah lingkungan yang muncul, bahkan idenya bukan hanya dari bu deasi tetapi dari keluarga yang mengikuti program beliau.


Dalam menjalani hidup, paling ideal memang sustainable living dalam hal apapun. Namun, ketika yang ideal belum terwujud, kita bisa mengusahakan semaksimal yang kita bisa. Pertama yang dilakukan adalah memetakan masalah. Kemudian membuat rencana tindakan, mulai dari yang paling mudah atau mulai dari yang paling bermasalah dan yang paling menganggu. Misalnya bertekad untuk tidak membeli makanan online dengan packaging plastik. Pilih saja mana yang menjadi masalah kita dan kita bisa menyelesaikannya.


Bu Deasi membagikan 10 pilar sustainable yang bisa dilakukan dari rumah:

Bercocok pangan. Memproduksi pangan sehat dari rumah. Menyediakan Survival food saat kondisi darurat. Misal, saat buah atau sayur murah, kita bisa membuat stok yang awet.

Pengadaan sumber energi, menggunakan tenaga surya atau panel angin.

Alternatif bahan bakar dan transportasi, menggunakan minyak jelantah sebagai pengganti solar. Tidak hanya mencari pengganti bahan bakar, tetapi menata kehidupan kita lebih bijak menggunakan bahan bakar. Menggunakan kendaraan bermotor seperlunya saja.

Beternak secara holistik. Memberi makan ternak sesuai dengan makanan yang seharusnya mereka makan. Hewan ternak ini secara fitrahnya makan apa.

Solusi sampah. Solusi bukan hanya mengurangi limbah, tetapi sampai pada level recycle dan manfaat apa yang bisa kita ambil.

Hidup sederhana. Tidak hanya karena sumber daya alam yang terbatas, dengan hidup sederhana kita lebih punya kasih sayang dalam hidup. Dari empati kemudian lahir tindakan.

Reklamasi air, dapat dilakukan dengan panen air hujan dan mengusahakan kualitas air.

Do it youself. Mandiri, melakukan sebanyak mungkin yang bisa lakukan dari rumah.

Ekonomi rumah tangga, Ketika banyak aktivitas bersama di rumah, maka ekonomi keluarga akan terbentuk. Terbentuknya ekonomi rumah tangga akan membentuk kekuatan perekonomian, karena ekonomi yang kuat dalam satu negara adalah ekonomi kolektif.

Kontribusi sosial, dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga dan pada akhirnya memberikan kebermanfaatan pada lingkungan sekitar.


Melihat dunia yang sudah seperti ini, kita harus sadar bahwa ada tindakan kita yang harus kita ubah. Sobat ASIK mau mengambil peran yang mana? Dimulai dari diri sendiri dari yang sederhana.