Eksistensi Peran Tak Tergantikan Ibu Rumah Tangga di Era Artificial Intelligence 

www.ibuasik.com - 23/5/2023, 16:59 WIB. Penulis : Fatimah Azzahra.

Eksistensi Peran Tak Tergantikan Ibu Rumah Tangga di Era Artificial Intelligence 

Pernahkah terpikirkan pekerjaan apa yang paling cepat akan digantikan ketika teknologi berkembang pesat? Percepatan perkembangan teknologi digital hingga pemanfaatan artificial intelligence bukan hanya bisa dinikmati oleh ahli namun awam sekalipun. Tidak lain alasannya karena sebagian besar pekerjaan mendapat kemudahan dari dampak positif teknologi tersebut.


Mari kita mengenal lebih jauh apa itu artificial intelligence. Teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah bidang yang memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang lebih unggul dari manusia. Klaim AI dapat memudahkan urusan manusia, karena lebih efektif dari segi biaya, waktu dan tenaga, lebih memuaskan konsumen dan seterusnya–khususnya dalam dunia bisnis. 


Namun pernahkah kita menggali lebih lanjut apa yang tidak akan pernah dimiliki oleh teknologi namun kabar baiknya sangat bisa dimiliki manusia? 

Ketar-Ketir Pekerjaan yang Tergerus Artificial Intelligence

Meski BBC memprediksi ada sekitar 300 pekerjaan yang akan tergantikan oleh teknologi rekayasa buatan manusia ini, namun teknologi kecerdasan buatan juga memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi dunia selepas pandemi. Meski tak disebutkan satu persatu namun secara mudah kita akan menyimpulkan bahwa pekerjaan yang akan digantikan oleh AI adalah pekerjaan yang berhubungan dengan kalkukasi teknis, prosedural dan sebelumnya juga telah banyak dibantu mesin.


Kabar baiknya, hal ini tentu saja tidak perlu dicemaskan berlebihan karena banyak pula hipotesis seputar teknologi AI dan digitalisasi informasi sekarang ini yang masih memiliki kunci tak tergantikan di tangan manusia. Selain karena AI dianggap tidak memasukkan komponen emotional intelligence (yang dimiliki manusia), juga bergantung pada input atau perintah yang diberikan manusia saat pengoperasiaan kecerdasan buatan ini. Hal lain yang membuat kita bisa memiliki kepercayaan diri bisa tetap survive berdampingan dengan teknologi kecerdasaan buatan adalah karena kreativitas AI terbatas pada data yang diterima, pun AI tidak memiliki keterampilan khusus (soft-skill) seperti  yang dimiliki manusia untuk mengembangkan sendiri kemampuan awalnya. Masih ingat film Spiderman melawan robot cerdas berkaki banyak Octopus yang diciptakan manusia sendiri?


Jika ada 300 bahkan ribuan pekerjaan yang akan tergerus AI, tentu ada pula pekerjaan yang lebih steady tak mudah digoyahkan oleh kecepatan teknologi, diantaranya pekerjaan yang memang menuntut banyak pertimbangan emosi dll seperti bagian human resources development, guru, perawat, dan seterusnya. Hmm, apakah ini termasuk pekerjaan yang sedang dijalani sekarang? 

Ibu Rumah Tangga, Sebuah Pekerjaan Tak Tergantikan 

Berkebalikan dengan di atas, maka jelaslah pekerjaan yang sulit digantikan dengan bantuan teknologi adalah pekerjaan yang membutuhkan kecakapan emosi, keterampilan khusus (soft-skill) juga empati yang besar. Kabar baiknya adalah bahwa pekerjaan yang melibatkan hati seperti pekerjaan ibu rumah tangga adalah salah satunya. 


Di tengah teknologi dan kemudahan yang ada, senyaman-nyamannya smart home yang dilengkapi perangkat AI atau teknologi mutakhir desain, furniture atau robot pembantu sekalipun tidak dapat menggantikan personal touch seorang ibu. Sentuhan peran seorang ibu tidak dapat digantikan meski dengan kecerdasan buatan. Ibu adalah pekerjaan yang membutuhkan soft-skill, keteladanan, kreativitas dan empati yang terlatih. 


Sebut saja sejak mengandung, melahirkan ibu belajar menahan rasa sakit dan perubahan yang cepat dengan tubuh serta pikirannya, sebuah adaptasi tingkat lanjut demi membawa seorang anak manusia ke bumi. Belum ditambah pengasuhan anak, menyusui serta peran lainnya yang berlapis-lapis. Benarlah tutur penulis buku Empathy: Turning Compassion to Action, David Johnston, bahwa dengan belajar menumbuhkan empati itulah seorang ibu bisa melahirkan kreativitas sekaligus kemampuan bertahan lebih tangguh sekalipun dibandingkan teknologi atau kecerdasan buatan lainnya. 


Kabar baiknya lagi, Komunitas ASIK (Akselerasi Ibu Masa Kini) akan mengadakan program inkubasi untuk para ibu yang diadakan daring dan luring (hibrid). Dengan mengusung pemanfaatan teknologi bagi para ibu untuk bisa bertahan dan terus berkarya sambil senantiasa menyeimbangkan perannya sebagai ibu rumah tangga. Program bertajuk MIRACLE 𝙈𝙤𝙢 𝙄𝙣𝙘𝙪𝙗𝙖𝙩𝙤𝙧 𝙩𝙤 𝘼𝙘𝙘𝙚𝙡𝙚𝙧𝙖𝙩𝙚 𝘾𝙖𝙥𝙖𝙘𝙞𝙩𝙮 𝙇𝙚𝙖𝙙𝙨 𝙩𝙤 𝙀𝙢𝙥𝙤𝙬𝙚𝙧 𝙊𝙩𝙝𝙚𝙧 terbuka bagi para ibu rumah tangga untuk mengembangkan diri sambil menjadi seorang pembaharu, pembawa solusi. Jika di rumah ibu bisa mencipta solusi, hidup seiras dengan perkembangan teknologi maka inilah yang mengukuhkan eksistensi peran tak tergantikan dari seorang ibu. (Fatimah Azzahra) 


Sumber: