ASIK COFFE FOR CHANGE #2 MACHIATO

Jumat (15/7) siang, ASIK (Akselerasi Ibu Masa Kini) kembali mengadakan acara Coffee for Change MACHIATO dengan tema “Dear Mom, It’s OK to be Imperfect”. Menghadirkan Ummu Asad, ibu dari dua putra yang mendedikasikan diri untuk banyak memberikan motivasi dan menyebarkan dakwah Islam. Acara yang dihadiri kurang lebih lima puluh empat Sobat ASIK ini berlangsung lancar.

Setelah dibuka oleh MC Suryanti, Sobat ASIK yang berasal dari beragam kota menunjukkan antusiasmenya. Moderator Ayu Megawati juga membantu membacakan tatib MACHIATO sebelum akhirnya membacakan singkat profil narasumber.

Ummu Asad membuka sharing MACHIATO dengan pengingat bahwa peran ibu sebenarnya adalah peran yang telah dipersiapkan Allah untuk para perempuan. Allah sudah memberikan rahim, sekaligus dengan fitrahnya. Jika kita sebagai ibu, merasa insecure pada peran bahkan tidak mau jadi ibu maka ada big question di sana yang perlu dijawab. Menjadi ibu berarti kita mencari sosok perfect ideal, tentu tiada lain figur ini terpahat dalam kepribadian Bunda Khadijah ra. Beliau adalah paket komplit seorang istri shalihah, juga ibu yang bisa melahirkan generasi sekelas Fatimah, Ummu Kultsum dst.

Namun, ketidaksempurnaan itu justru milik seluruh perempuan, karenanya seorang perempuan, seorang ibu tidak boleh berhenti belajar. Seyogyanya, saat baligh setiap perempuan sudah harus purna mengerti ilmu rumah tangga, mengetahui hak dan kewajiban rumah tangga, pengaturan emosi dll, agar ketika memulai rumah tangga tidak dimulai dari nol (bahkan minus).

Ummu Asad bercerita bagaimana ketidaksempurnaan itu juga hadir di keluarga beliau. Sebagai seorang Bugis yang menikah dengan suami orang Solo, tentu culture shock terja karena perbedaan karakter. Yang bisa membuat menyatunya suami dan istri bisa menjalankan peran keayahan dan kebundaannya adalah pemahaman dan visi yang sama dalam rumah tangga.

Sebagai ibu, Ummu Asad menyarankan agar kita jangan baper atau cepat iri, melihat ketidaksempurnaan yang ada, yang perlu dilakukan adalah merumuskan dan membulatkan visi keluarga, agar ketidaksempurnaan itu dijadikan pemicu untuk senantiasa memperbaiki diri bukan menghalangi seorang ibu untuk lanjut menapaki peran mulianya. Kita sebagai ibu memang tidak sempurna, tetapi Allah Maha Tahu mana usaha yang sungguh-sungguh mana yang bukan.

Tentu tidak semua tips parenting sesuai dengan kondisi keluarga kita karena karakter ibu, anak, suami keluarganya berbeda. Ketidaksempurnaan yang melekat dalam diri dan keluarga bisa dijadikan perlombaan kebaikan. Hikmahnya adalah Allah memberikan surga dari banyak pintu, ada yang masuk surga karena ilmu, karena berpuasa, ada yang dibukakan pintu bagi kita yang senantiasa memperbaiki diri.

Meski masing-masing ibu adalah spesial, namun ketidaksempurnaan tidak boleh dijadikan excuse atau pemakluman untuk diam di tempat, ibu tidak boleh dengan main-main ketika mendidik anak, fokus pada mendidik kepribadiannya karena berkeluarga orientasikan pada tujuan surgawi.

Sempurnanya ibu bukan berarti tidak melakukan kesalahan. Membangun keluarga harus didasari dengan ilmu karena mitsaqon ghaliza sesuatu yang besar yang hanya dua kali disebutkan dalam Quran. Akan terputus semua amal anak adam, yang terakhir adalah doa anak yang shalih, bukan sekedar doa anak. Ikhtiarkan yang terbaik, karena Allah Tahu siapa yang bersungguh-sungguh. Menjadi ibu dalam keluarga mesti tahu apa yang akan dituju, karena yang sudah merencanakan saja belum tentu sampai, apalagi yang tidak tahu tujuan.

Hitung-hitungan manusia, tidak akan sanggup menembus qadha dan qadar Allah, maka siapa yang diberikan amanah (jadi ibu) maka tugas ibu yang utama adalah satu, menjalankan sebaik-baiknya sehingga nanti (amal tersebut) bisa kita banggakan di hadapan Allah. Jika sebagai pribadi yang dibanggakan hanya dua hal ilmu dan sedekah, maka jika punya anak berdoalah agar dijadikan kaki ibu pantas untuk dijadikan surga-Nya oleh anak-anak kelak.

Karir tertinggi sebagai perempuan: menjadi ibu dan mengatur rumah tangga. Allah yang memilihkan karir ini dengan bahagia, minta pada Allah untuk menegur dengan cara lembut dan diberikan kepekaan untuk senantiasa kuat menapaki jalan.

Lebih dari enam puluh menit MACHIATO, Merajut Asa dari Cerita Hidup, Ibu Ayo Temukan Outstandingmu! berjalan tanpa terasa. Pada sesi ini meski temanya 'biasa' namun diharapkan dapat membuka perspektif utuh para Sobat ASIK tentang peran ibu hingga bisa bangga dan menjalani peran sebaik-baiknya. Acara ditutup dengan manis tanpa kendala dengan kerjasama di balik layar para host dan operator, Riris Novi Susanti.


(Fatimah Azzahra)